5G Akan Mengubah Cara Orang Nonton Home TV

Salah satu dari tiga perbaikan kinerja 5G dari generasi sebelumnya adalah enhanced Mobile Broadband (eMBB) dimana kecepatan data yang diberikan oleh sistem dapat mencapai 10 Gbps. 5G akan merubah cara orang menonton televisi di rumah (Home TV). Memang saat ini teknologi 4G sudah mampu menyediakan layanan data melalui jaringan nirkabel. Namun kecepatannya belum cukup untuk memberikan layanan televisi, main game dan streaming movie 4K pada saat yang bersamaan. Di  teknologi 5G nanti kecepatan data yang dipancarkan base station mencapai 10 kali lipat dari 4G.

Operator 5G dapat mentarget pasar perumahan dengan menawarkan fixed wireless access. Pelanggannya tidak perlu direpotkan oleh untaian kabel – kabel yang masuk ke rumah. Selama ini orang menikmati Home TV selain free-to-air adalah melalui satelit dan jaringan kabel yang ditarik dari tiang di depan rumah, masuk lewat jendela atau ngebor tembok masuk ke ruang keluarga. Koneksi kabel tadi terhubung ke modem router untuk akses Internet di rumah.

5G makin tidak terhindarkan di masa depan – konsumsi data Internet per orang meningkat makin tinggi – banyak orang bahkan hanya mengandalkan koneksi smartphone sebagai koneksi ke Internet. Menurut CNBC, para ahli memprediksi sekitar 72.5% pengguna Internet hanya mengandalkan telepon seluler hingga 2025 nanti. Sebetulnya hal ini sudah terjadi saat ini. Kalau kita lihat di Indonesia kebanyakan generasi muda lebih suka beli telepon seluler dibanding komputer untuk mengakses internet dan meletakkan semua urusan lewat smartphone.

Dengan 5G yang menyediakan layanan data kecepatan tinggi maka tidak perlu lagi set-top-box (STB). Tinggal beli modem di rumah, sebagai perangkat yang terhubung ke sinyal base station 5G kemudian disambungkan ke Wi-Fi router lengkap dengan standar port Ethernet. Dengan demikian perangkat seperti Apple TV 4K, smartphone, komputer dan gadget terhubung dengan jaringan seluler 5G.

Orang berpikir daripada berlangganan TV berbayar dari operator TV kabel, satelit atau seluler yang mungkin menawarkan ratusan kanal yang tidak pernah ditonton, pelanggan dapat memilih apa yang ingin ditonton sesuai waktu luang. Hal ini tidak akan lama lagi. Slowly but surely, konten yang dipancarkan oleh jaringan kabel dan satelit akan didistribusikan melalui jaringan public internet. Saat ini di Indonesia dapat dijumpai layanan TV seperti Mola TV, Iflix, Netflix, UseeTV, Vidio dan lain – lain.

Zero, image from: Netflix official trailer.

Di Amerika Serikat TV kabel sedang menuju kematian sejak beberapa tahun belakangan dan mungkin 5G akan mempercepatnya. TV berbayar berdarah – darah sejak lama. Menurut Vox, TV berbasis kabel, satelit dan telekomunikasi telah kehilangan 10 juta penonton sejak tahun 2012, menjadi 89 juta pelanggan. AT & T sendiri kehilangan 800 ribu pelanggannya di triwulan pertama 2019. Sedangkan operator Contrast mengamankan diri dengan bekerja sama dengan streaming TV services seperti Youtube dan Sling sehingga jumlah pelanggannya tetap naik.

Saat ini kita sedang hidup dalam dunia streaming; dimana 5G hanya mempercepat adopsinya. Usaha yang dapat dilakukan TV kabel untuk bertahan biasanya hanya dari sisi diskon, bundling TV dan Internet. Tapi juga dengan opsi Internet orang dapat memilih layanan TV yang tersedia seperti live streaming, on-demand seperti Netflix, Iflix, prime video dan Hulu, atau layanan streaming free yang makin berkembang.

Ref:

  1. 5 predictions for 5G Home Internet, Joe-Supan, Reviews.com, September 17, 2020
  2. Could 5g replace cable broadband, Mohammad S. Hasan, Staffordshire University – theconversation.com, Januari 8, 2020
  3. The way you get TV and internet at home is about to change drastically — for the better, Tod Hasselton, cnbc.com, August 15, 2018
  4. The internet and the future of TV, Marguerite Reardon, cnet.com, May 30, 2006
  5. Netflix official trailer, the wedding coach, 7 April 2021